KOPASTV.COM – Terdengar kabar bahwa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Nomor 24.333.143, Dusun Kedondong, Desa Tumbak Petar, Jebus, Kabupaten Bangka Barat, diduga melayani pembeli Bahan Bakar Minyak (BBM) secara berulang kali.
Bahkan mobil-mobil yang membeli BBM di SPBU itu, diduga menggunakan lebih dari satu kartu pengendali BBM.
“Banyak mobil minibus dan pikap mengisi berulang kali. Ada yang menggunakan tangki modifikasi dan menggunakan kartu Fuel Card siluman. Itulah minyak ini cepat habis,” kata seorang warga setempat yang tidak mau menyebutkan namanya, Kamis (9/6/2022).
Ia menduga BBM hasil membeli berulangkali itu, dijual kembali untuk kebutuhan alat berat operasional tambang timah, membuka lahan perkebunan, serta tambak udang, dengan harga yang lebih mahal.
Dia berharap kepada aparat penegak hukum segera menindaklanjuti dan mengontrol pengerit di SPBU di daerah tersebut.
Pantauan Bangkapos.com, sejumlah mobil yang terdiri dari mobil truk, pikap dan minibus, sedang antre di SPBU tersebut. Mereka terlihat menunggu giliran untuk mendapatkan BBM jenis solar.
Terlihat ada beberapa dari mobil datang dari arah pintu keluar dan ada yang membawa jeriken kosong di mobil tersebut.
Andi, pengelola SPBU 24.333.143, membantah tudingan tersebut. Kata dia, pihaknya selalu memantau aktivitas para pengisi BBM (pengerit, red), baik kartu dan nomor plat kendaraan.
“Bukan seperti itu, kami tidak pernah. Kalau pengerit cukup satu kali. Seumpama ada perlu untuk genset, kawan ada kartu, terus dipinjami. Tidak pakai jeriken, hanya pakai mobilnya,” kata Andi saat dkonfirmasi pada Kamis (9/6/2022).
Dia menyebut, SPBU ini hanya melayani sesuai aturan untuk truk 60 liter, mobil pribadi 20 liter dan mini bus 30 liter aturan kapasitas itu sudah ditentukan.
“Kalau di sini, kami tidak ada memperlakukan pengerit itu di luar kapasitas kartu Fuel Card. Bila di luar kapasitas dan mobil yang mengisi berulangkali, akan terdeteksi oleh alat. Kami tetapkan sesuai prosedur yang ditetapkan,” jelasnya.
Di SPBU yang dia kelola, kata Andi, tidak pernah menghabiskan BBM. Setiap harinya dia memastikan selalu menyisakan BBM jenis solar paling sedikit 1.000 liter solar untuk keperluan gawat darurat.
“Kalau masuk sebanyak 8.000 liter atau 8 ton solar, itu tidak pernah kami habiskan 1.000 liter. Sedangkan pertalite 16.000 liter yang masuk dan kami sisakan untuk keperluan urgensi,” ucapnya.(Red)