Surabaya, kopastv.com — Ratusan warga Nahdliyin yang mengatasnamakan dirinya Komunitas Nusa Bangsa melakukan aksi di depan Kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Kamis (4/5).
Mereka mendesak agar NU mengusulkan nama kader untuk turut maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Dalam aksinya, Pembina Komunitas Nusa Bangsa, KH Iskandar Zulkarnaen mengatakan pihaknya menolak manuver struktural pengurus NU yang memanfaatkan nama organisasi, demi mendongkrak seorang tokoh yang berpotensi akan berkontestasi di Pilpres mendatang.
“Kami ingin menyampaikan ke pengurus NU. Jangan sampai ada oknum jual nama NU dan agama,” kata Iskandar.
Dari pada mencalonkan nama lain, Iskandar mengatakan pihaknya menginginkan agar NU mengajukan nama kadernya yang tulen untuk ikut dalam Pilpres 2024.
“Jangan sampai yang naturalisasi atau pendatang. Itu bahaya,” kata dia.
Ia menilai kader-kader NU tulen itu sangat kompeten untuk memimpin bangsa ini.
Nama-nama tersebut di antaranya Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Kemudian Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf hingga Guru Besar Uinsa Ali Maschan Moesa.
“Kami ingin menyampaikan aspirasi kepada pemerintah khususnya Presiden Jokowi jangan sampai Indonesia dipimpin orang kompetensinya ngurus sepak bola,” katanya.
“Jangan sampai Indonesia dipimpin orang punya modal. Indonesia bukan pasar modal,” ujar dia.
Sebelumnya, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf memastikan tidak akan ada calon presiden maupun calon wakil presiden yang mengatasnamakan NU pada Pilpres 2024.
Ia mengatakan demikian karena dalam setiap kontestasi politik, PBNU tak ambil bagian dalam kompetisi namun berada di posisi netral.
“Enggak ada, enggak ada. Pokoknya saya tegaskan bahwa tidak ada calon presiden atau wakil presiden atas nama NU. Tidak ada sama sekali,” kata dia di Surabaya, Rabu (11/1).
Menurutnya, NU tidak akan terlibat ke dalam arus perpolitikan pada Pemilu 2024 adalah komitmen dirinya sejak terpilih menjadi Ketum PBNU.
Yahya mengatakan apabila ada tokoh NU yang ikut dalam ajang pemilu atau Pilpres 2024, itu adalah kehendak sosok tersebut, bukan kesepakatan dari PBNU.
(KDN/red”)