Opini  

Dikabarkan Dalam Merauf Uang Dari Pengusaha tambang Emas, Oknum Wartawan Dalilkan Akan Membagikan Uang Tersebut Kesejumlah Nama Media Yang Telah di catatnya. 

KOPASTV.COM, NABIRE-PAPUA TENGAH – Perampokan Negara yang bermodus pada dalil penegakan hukum dan kepentingan negara, oleh sejumlah oknum diberbagai motive dan profesi, memang tak dapat dielakan.

 

Tak terkecuali dikalangan insan pers yang merupakan salah satu profesi mulia, turut dijadi sasaran empuk sejumlah oknum untuk berleha-leha melancarkan kepentingan pribadi yang mengatasnamakan kepentingan publik dan upaya surpermasi hukum.

 

Bagaimana tidak, kali ini nama baik dan mulia insan pers kembali tercoreng atas ulah oknum diduga tidak bertanggung jawab bermental penjajah.

 

Sebagaimana informasi yang berhasil di himpun awak media, dan melansir dari sejumlah pemberitaan media, saat ini publik dan sejumlah insan pers, khususnya dikalangan wartawan diwilayah provinsi Papua, dihebohkan akibat ulah diduga oknum wartawan pemilik nama Ronald Karambut, terindikasi melakukan tindakan mempermalukan bagi kalangan media dengan meraup sejumlah dana mengatasnamakan sejumlah media.

 

Dugaan tersebut dicuatkan dimana oknum wartawan Ronald Karambut telah meraup dana puluhan juta rupiah hingga ratusan juta rupiah kesejumlah pengusaha tambang emas dengan dalil yang bermodus pada pemback up-pan wartawan. dimana uang yang diterimanya akan di bagikan kebeberapa nama-nama media yang telah ia catat.

 

Kejadian tersebut, tepatnya di kabupaten Manukuwari Provinsi Papua barat.

 

Dugaan tindakan mempermalukan kalangan media oleh oknum Ronald Karambut diketahui saat sejumlah insan pers menyambangi salah satu pengusaha tambang emas pemilik nama akrab di sapa BOS Nana, menyebutkan telah mentransfer sejumlah uang yang di taksir hingga ratusan juta rupiah itu.

 

Menuai rasa malu dan kekecewaan bagi insan pers yang kala itu mengadakan kunjungan, mendengar hiruk pikuk yang di ceritakan oleh bos Nana.

 

Tak hanya mendengar cerita bos Nana, bahkan saat itu pula sejumlah wartawan diperdengarkan percakapan langsung antara bos Nana dan oknum wartawan Ronald Karambut melalui via telefon yang volumenya sengaja di lounspeacker oleh bos Nana agar pihak wartawan dapat mendengar secara jelas.

 

Hal tersebut sebagai mana isi audio rekaman yang berhasil di dapatkan media saat via telefon tersebut berlangsung, terdengar bos Nana kembali membahas Dana 50 juta rupiah yang telah di transfernya kepada nomor rekening milik pribadi Ronald Karambut, sebagai bentuk kemitraan kemedia kategori bulan Nopember 2022.dan dalam percakapan itu, sesuai isi dalam audio rekaman, Ronald Sanjaya mengamini bahwa dana tersebut telah di terimanya.

 

Demi memastikan Kebenaran keterangannya ke pihak media saat itu, Bos Nana juga memperlihatkan resi bukti dan yang telah di transferkannya kepada Ronald Karambut.

 

“Sebanyak Rp.50 jt kepada oknum wartawan dikirim ke Ronald Karambut, lantaran Mereka berdalil mencatat sejumlah nama-nama media” kata Nana yang kembali dilansirkan wartawan ke media.

 

Meski belum diketahui pasti nama-nama media apa saja yang dimaksud, namun menurut dari salah satu wartawan yang bertemu dengan pengusaha tambang, tindakan Ronald Sanjaya Bermotive pada keterkaitan yang mendalilkan bahwa dana tersebut sebagai bentuk upaya back-up agar kegiatan dugaan tambang ilegal emas dapat berjalan mulus. Dimana pada upaya back-up yang dimaksud Ronald Karambut mengkalim sebagai koordinator.

 

Menuai cibir dan kekecewaan insan pers lainnya, seperti yang diketahui semestinya seorang wartawan miliki sikap tanggung jawab melakukan kegiatan jurnalistik, yakni mendengar, melihat , menganalisis dan menyampaikan, melaporkan segala sesuatu petistiwa kepada publik melalui media massa secara teratur seperti dalam buku kamus besar bahasa indonesia (KBBI). Namun yang dilakukan oknum Ronald Karambut justru berbanding terbalik. Ironis, tak tanggung-tanggung Ronald Karambut diduga secara enteng mengatasnamakan banyak media.

 

Tindakan itu pula, tentu jika profesi wartawan hanya di jadikan tamen semata dan tidak mencerminkan jurnalis profesional, yaitu seorang jurnalis harus mempunyai attitude yang baik untuk lebih menaati kode etik jurnalistik dan memahami etika dalam melaporkan suatu berita.

 

Lebih dalam, kembali yang diterangkan oleh sala seorang Big Bos Tambang alias bos Nana kesejumlah media mengatakan, ” uang tersebut yang saya kirim itu koordinasi dengan rekan-rekan wartawan Karena saya sudah kirim ke rekening RK sebesar Rp50 jt, memang awalnya uang yang terkumpul hanya Rp 27.500.000,- akan tetapi RK menjelaskan tidak cukup untuk dibagikan ke rekan wartawan seperti yang dicatut dari sejumlah nama nama media, sehingga permintaan RK saya cukupkan”, ujarnya.

 

Lanjut dia, “saya mengharapkan uang yang di transper ke RK saya dapat di bagikan ke wartawan lain agar dapat merasakan sama-sama dan mereka juga menyampaikan kepada wartawan saat itu, kalau bnn suda menghubungi melalui via dan jelasnya rk suda membagikan kepada wartawan lain” katanya.

 

Lebih lanjut, meski belum diketahui pasti, terdengar isu bahwa dana yang dirauf oleh Ronal Karambut tak hanya 50 juta dari Bos Nana. namun saat ini terbersit isu uang yang berhasil di raupnya dikisarkan hingga ratusan juta rupiah.

 

Berkaitan hal tersebut, karena kendala radius, upaya konfirmasi media melakukan upaya telefon untuk memastikan isu yang beredar itu. namun dalam upaya konfirmasi panggilan yang di lakukan media, Ronald Karambut tak menjawab dan belum diketahui jelas alasan dari tak terjawabnya panggilan telefon media.

 

Hingga berita ini terbit, media belum berhasil mendapatkan klarifikadi Ronald Karambut. Namun demi keberimbangan informasi publik, media akan terus melakukan klarifikasi berlanjut yang akan di tayangkan pada edisi penayangan berikutnya.

 

Firdaus Onil Mengabarkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *